Sunday, February 6, 2011

Rahasia Meede (The Secret of Meede)--Mistery of VOC Treasures



Phew...
Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat kepada E.S. Ito yang telah menulis buku ini--bagaimana pun, tidak banyak buku seperti Rahasia Meede di pasaran Indonesia. Sci-fi yang berdasarkan latar sejarah dan analisis yang tajam tentang riwayat kolonialisme Belanda di negeri ini. Membaca buku ini membuat saya berdecak kagum dan tidak dapat membayangkan riset dan kerja keras Ito untuk membangun kerangka cerita yang begitu kuat. Tak banyak yang berani memilih jenis cerita seperti itu, apalagi dibutuhkan pemikiran yang tidak kalah untuk memahami detail cerita yang dipaparkan dengan sangat apik. Plot raksasa, dengan tokoh-tokoh yang berseliweran di dalamnya, belum lagi latar tempat yang dipilih Ito untuk novelnya ini mencakup lintas pulau, negara, dan waktu. 

Saya sedikit bernostalgia ketika membaca buku ini. Saya ingat dulu sejarah adalah pelajaran favorit saya di bangku SD--satu-satunya pelajaran yang bisa membuat tangan saya terus teracung untuk menjawab pertanyaan dari guru saya dulu. Buku ini benar-benar memenuhi rasa haus saya yang telah lama tidak terobati dengan novel-novel picisan yang setiap hari terpajang di etalase-etalase toko. Ketika selesai membacanya, tak pelak saya jatuh hati dengan Kalek, seorang anarkis yang jadi tokoh sentral dalam novel itu. Ia adalah gambaran manusia Indonesia yang sangat nasionalis, tapi justru karena itulah ia memilih untuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap memberontak oleh pemerintah dan aparat.


Tidak ada yang benar-benar mengerti jalan pikiran tokoh ini sampai di halaman-halaman terakhir, saya cukup terpesona dengan kecerdasan dan rentetan kebenaran yang AKHIRNYA dia ungkap kepada sahabat dekatnya yang seorang intellijen militer--Batu. Hubungan mereka berdua sungguh menghibur...tak ada yang lebih seru dari kisah dua sahabat karib yang terpaksa harus saling berseberangan karena perbedaan pandangan dan tuntutan dari pekerjaan. Cerita novel ini memang kompleks--kalau tidak bisa dibilang berat--karena alur cerita yang susah ditebak dan frekuensi ketegangan yang intens. Tapi tak ada yang dapat mengalahkan kenikmatan ketika Cathleen dan Kalek sudah memulai perbincangan tentang Peter Ebberveld dan VOC...wow, it made me cannot throw d book before i fall asleep!

Saya pernah membaca buku dengan tokoh utama yang begitu cemerlang seperti De Winst yang mengisahkan tentang perlawanan manusia Indonesia melawan penjajahan Belanda. Tokoh utamanya, Rangga, adalah putera mahkota Kesultanan Surakarta yang menjadi lulusan terbaik fakultas ekonomi universitas Leiden. Dialah yang mencetuskan perlawanan terhadap kolonial dengan menghentikan monopoli industri gula di daerah Solo.Tapi akhirnya tidak bahagia, karena Rangga akhirnya ditahan oleh pemerintah kolonial karena dianggap memberontak dan dibuang ke Digul. Begitu pula yang terjadi pada Kalek dan Batu dalam buku ini. Mereka akhirnya harus mengorbankan nyawa demi menghentikan keserakahan sesama orang Indonesia sendiri. Saya terpukau karena akhir yang tragis ternyata membuat keseluruhan novel ini jadi begitu nyata, tidak seperti akhir cerita Da Vinci Code yang dikisahkan hanya mimpi yang dialami oleh tokoh utamanya (hhhh..cape deh).

Ini adalah a must read novel tuk para pemuda Indonesia yang mengaku mencintai negerinya...well, ato kalo ga bagi mereka yang INGIN lebih mencintai negerinya. Jujur, saya menjadi BANGGA karena ada anak negeri ini--sebutlah Ito--yang mampu menyusun novel yang dapat membuat kita berpikir ulang,,ternyata negeri ini punya sejarah yang begitu kaya dan besar. Saya jadi ingat novel serupa yang dikarang oleh Eliza V. Handayani, Area X. Dan saya benar-benar menantikan lahirnya lebih banyak lagi novel serupa yang dapat membuat anak-anak bangsa ini terbangun dan tak terus-menerus larut dalam cerita-cerita nina bobo lalala...yah tau sendirilah.

No comments:

Post a Comment